Upaya Penyadaran Bahaya Napza Jelang Bonus Demografi 2030-2045



PORTALCISARUA | Bertempat di Hotel Ciputra Jakarta, Asdep Karakter Pemuda, Kemenpora RI gelar kegiatan Pelatihan Penyadaran Pemuda Terhadap Bahaya Napza dan Mengurangi Prevalensi Merokok Dikalangan Pemuda dengan mengusung tema “Membentuk Pemuda Sehat dan Berkarakter untuk Melaju Menuju Indonesia Maju". Kamis (16/11/2023).

Adapun kegiatan berlangsung dari tanggal 15-17 November 2023 dan dibuka langsung oleh Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda, Asrorun Ni'am Sholeh.


Dalam sambutan tertulisnya, Asrorun Ni'am Sholeh menyampaikan, bonus Demografi merupakan impian setiap Negara dan Indoensia nanti di Tahun 2030-2035 akan menerima bonus demografi. Dimana bonus demografi ini bagaikan mata pisau di satu sisi merupakan potensi yang sangat besar karena Indonesia akan menjadi salah satu negara dengan penduduk usia produktif terbesar di Asia, mencapai 191juta (70,72%) pada tahun 2030-2035 yang merupakan modal sumber daya manusia untuk pembangunan bangsa. Disisi lain pemuda  banyak ancaman, gangguan dan hambatan yang bersifat  merusak modal pembangunan bangsa ini  yaitu  bahaya destruktif seperti NAPZA (Narkoba, Psikotropika dan Zat Adiktif) dimana pintu masuknya berawal dari kebiasaaan merokok. Bahaya merokok dengan asap racun nikotin yang masuk ke dalam tubuh dapat menyebabkan kanker paru-paru, radang tenggorokan, kerusakan gigi, mata kering, syaraf parkinson, jantung, fungsi hati dan menyebabkan kemandulan. Angka Prevalensi merokok pemuda umur 16 tahun ke atas sebesar 28,4% dan ternyata tertinggi tahun 2020-2022 adalah Provinsi Lampung (33%) diikuti Bengkulu (32,5%), Jawa Barat  (32,2%), Nusa Tenggara Barat (3,2%), dan Banten (31,5%). 


Sedangkan bahaya Napza sangat mengancam kesehatan 34,6%, gangguan kejiwaan 13,1%, hancurnya masa depan (karena menghambat pendidikan dan karir) 12,5% bahkan mengancam nyawa generasi muda, berdasarkan data BNN tahun 2022 hampir 18.000 per tahun nyawa pemuda Indonesia melayang akibat napza atau sebanyak 9% dari jumlah yang terpapar Napza.


"Salah satu indikator peningkatan IPP adalah usia Prevalensi merokok, dari sisi kesehatan, semakin sehat seseorang maka tingkat ketertarikan pada merokok semakin berkurang maka perlunya kesadaran kolektif untuk membangunkan budaya sehat dan pada prosesnya merokok memiliki potensi menjadi salah satu pintu masuk pada penyalahgunaan narkoba," kata Ni'am.



"Kita bangun kesadaran dan membangun sensitivitas dalam lingkungan kita. Kita memiliki tanggungjawab dimana anak muda akan menjadi agen perubahan," tambahnya lagi.


Sebagai informasi tambahan kegiatan Pelatihan Penyadaran Pemuda Terhadap Bahaya Napza dan Mengurangi Prevalensi Merokok Dikalangan Pemuda ini diikuti beberapa organisasi lembaga organisasi yang diantaranya, PMII, IPNU, IPMI, KIPAN, PPMI, Pemuda Pecinta Alam, Pemuda Pecinta Masjid dan Karang Taruna.


"Semua pemuda memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi pioner bahkan garda terdepan untuk mengajak teman sebaya dan teman lainya dalam pencegahan dan penyalah gunaan narkoba," ujar Amar Ahmad dalam laporannya. (sal)

Post a Comment

Mohon berkomentar yang tidak menyinggung SARA. Mari bangun komentar yang konstruktif

Lebih baru Lebih lama