Ada Imam Mahdi di Cisarua

BOGOR–Belum selesai kasus aliran sesat di Sukabumi yang memicu pembakaran kampung, kini muncul kasus serupa di Cisarua, Bogor. Seorang warga berinisial  AP (54) menasbihkan dirinya sebagai sosok Imam Mahdi. Ia mengaku ditunjuk oleh malaikat melalui prosesi yang cukup sakral lewat mimpi. AP meyakini bahwa ada gerakan bangsa jin serta gerakan islamisasi baru untuk memberikan pencerahan dan penyempurnaan kepada para ulama saat ini.

Kini, pria yang mengklaim diangkat sebagai juru penyelamat umat telah memiliki 150 pengikut di Kampung Leuwimalang, RT 01/01, Desa Leuwimalang, Kecamatan Cisarua. Kemunculan ajaran yang diduga menyimpang itu membuat warga resah. Karena itu, Muspika Cisarua memanggil AP kemarin untuk dimintai keterangan terkait kepercayaan yang ia ajarkan kepada warga di sekitar rumahnya. Langkah cepat itu ditempuh Muspika guna menghindari konflik antarwarga yang menurus pada permasalahan suku, agama, dan ras (SARA).

Camat Cisarua, Teddy Pembang mengatakan, berdasarkan pengakuan AP, dirinya telah memiliki sedikitnya 150 orang pengikut. “Ia (AP) mengaku mendapat bisikan gaib dari malaikat dalam mimpi yang mengangkat dirinya sebagai Imam Mahdi. Tapi kan tidak ada dasar dan acuan jelas, makanya kita akan panggil kembali pada Rabu (29/8),” papar Teddy. Mantan Camat Kemang itu menegaskan, pada pertemuan Rabu, pekan depan, ia akan mengundang para  alim ulama di Cisarua. “Jika memang terbukti ajaran itu menyesatkan, ya harus dibubarkan karena akan meresahkan kerukunan umat. Nah, nanti kita akan mintai referensi berikut tata cara peribadatannya,” bebernya.

Menyikapi munculnya aliran baru tersebut, Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Cisarua Endang Jumyati mengatakan, hingga kini pihaknya belum bisa memutuskan apakah aliran tersebut sesat atau tidak. “Kita belum memutuskan sesat tidaknya. Karena penyimpulan sesat tidak itu nanti harus melalui kajian khusus tim dari kabupaten dan MUI Pusat,” imbuhnya.

Pria yang juga menjabat Koordinator Persaudaraan Mubalig Bogor (Pamor) itu mengatakan, titik berat adanya penyimpangan ajaran Islam dalam aliran tersebut di antaranya adalah yang bersangkutan (AP) meyakini bahwa dirinya ditunjuk sebagai Imam Mahdi melalui suatu prosesi. Kemudian, yang bersangkutan juga meyakini bahwa ada gerakan islamisasi bangsa jin serta gerakan islamisasi baru untuk penyempurnaan agama.Endang menyebutkan, aliran tersebut sudah lama menyebar di Cisarua. Bahkan, kata dia, pimpinan aliran itu pernah ditegur secara tertulis. “Tetapi teguran itu malah diabaikan. Muspika memanggil pimpinannya untuk menghindari potensi konflik SARA,” bebernya.

Mengenai teknis ibadah yang diimplementasikan aliran tersebut, Endang mengaku tak tahu persis. “Itu dilangsungkan tertutup dan di dalam rumah. Saya tidak tahu betul. Yang jelas jika dibiarkan memang berpotensi akan menimbulkan konflik,” tekannya. (yus)

MEREKA YANG MENGAKU IMAM MAHDI

Al-Abbas
Ia mengaku dirinya sebagai Al-Mahdi Al-Muntazhar di Rif, Afrika pada 690-700 H. Al-Abbas memimpin pemberontakan melawan penguasa di zamannya, namun gagal. Ia bahkan meninggal dunia akibat terbunuh.

Muhammad
Ia mengaku sebagai al-Mahdi al-Muntazhar pada awal abad ke-12 Hijriah. Para ulama Kurdistan melalui sebuah sidah bersepakat untuk menyatakan sosok yang mengaku Imam Mahdi itu telah kafir.

Muhammad bin Abdullah
Mengaku sebagai Al-Mahdi al-Muntazar, di daerah pegunungan Aqar. Akibatnya, ia dan ayahnya dibuang ke Istanbul Turki dan tak diizinkan lagi untuk kembali ke tanah kelahirannya.

Muhammad Jampuri
Ia memproklamirkan diri sebagai al-Mahdi al-Muntazhar, di India. Para pengikutnya menamakan diri Al-Qattaliyah. Mereka memusuhi dan membunuh siapa saja yang merintangi perjuangannya.

Mahdi Damanhuriyah
Ia dikenal pula sebagai Mahdi Tripoli. Ia mengaku sebagai al-Mahdi al-Muntazar, kira-kira tahun 1828. Ia memimpin pasukan melawan kolonial Prancis di Mesir.

Muhammad Ahmd bin Andullah al-Mahdi
Lahir pada 12 Agustus 1844, di Provinsi Dongola, Sudan. Keluarganya mengaku memiliki garis keturunan langsung dari Rasulullah SAW. Pada 1881, ia menyatakan diri sebagai al-Mahdi al-Muntazhar, pada usia 30 tahun. Ia bersama pengikutnya memberontak terhadap penguasa Mesir yang menjadi boneka Inggris.

Sekarmaji Maridjan Kartosuwiryo
Terlahir di Cepu, Jawa Timur pada 4 Februari 1905, kartosuwirya dikenal sebagai pendiri Negara Islam Indonesia (NII), yang diproklamirkan pada 7 Agustus 1949. Ia mengaku sebagai Ratu Adil (Imam Mahdi), seperti yang diramalkan oleh pujangga terkenal, Jayabaya. Ia juga mengaku seorang keturunan Raden Fatah, penyebar Islam dari Demak. N sumber: Imam mahdi dalam Alquran dan Injil karya Hajaruddin KMA.

Sumber : RadarBogor

Post a Comment

Mohon berkomentar yang tidak menyinggung SARA. Mari bangun komentar yang konstruktif

Lebih baru Lebih lama