TSI Jeung IPB Kembangkan Konservasi Katak

CISARUA- Memperingati hari Katak Sedunia,yang jatuh pada tanggal 29 Februari 2012, Taman Safari Indonesia (TSI) bekerjasama dengan kelompok pemerhati Herpetofauna (FH) Insitut Pertanian Bogor (IPB) melaksanakan serangkaian kegiatan selama 9 hari semenjak tanggal 24 Februari 2012 lalu.

Direktur Taman Safari Indonesia (TSI)Drs,Jansen Manangsang menjelaskan berbagai kegiatan yang dilaksanakan mulai dari eksebisi jenis katak yang ada di wilayah area Baby Zoo.


Selain itu, presentasi mengenai katak serta kegiatan Frog Camp dilokasi Camping groud yang akan di ikuti oleh 20 orang pelajar SLTA di Kota Bogor.

"Tujuan diadakannya kegiatan ini,selain untuk mengenalkan kepada masyarakat luas tentang pentingnya katak,sebagai bagian dari ekosistem alam,juga untuk mengenalkan konservasi katak beserta pengaruhnya pada ekosistem," jelasnya,saat dijumpai dikantornya.Minggu (26/02/2012)

Menurut Jansen Manangsang,puncak acara dari serangkaian kegiatan,akan dilaksanakan pada tanggal 29 Februari 2012 nanti." TSI akan mengundang lebih dari 150 orang pelajar dimulai dari SD,SLTP dan SLTA yang ada bogor,untuk mempelajari lebih jauh tentang katak," tambahnya

Selain untuk pembelajaran, llanjut Jansen, kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kepedulian terhadap konservasi satwa dikalangan pelajar serta meningkatkan pengetahuan para pendidik (guru-red) dibidang sains seputar katak, melalui praktek kerja lapangan.

Masih dikatakan Jansen, perbedaan antara katak dan kodok yakni,tubuh katak relatip halus, tidak memiliki bintil-bintil yang jelas seperti kodok.

Sebagian besar bertubuh ramping, walaupun ada yang agak gemuk, namun berbeda dari kodok. Kaki katak juga relatip panjang sehingga memungkinkan katak meloncat jauh.

Katak memiliki banyak jenis yang masing-masing jenisnya mendiami suatu habitat tertentu.

"Sebagai contoh katak sawah yang mendiami lokasi-lokasi berlumpur seperti sawah maupun lokasi berlumpur lain, katak pohon yang mendiami batang-batang pohon tinggi dan seringkali bersembunyi di balik dedaunan,atau bangkong tuli yang biasanya hanya dapat dijumpai di sela-sela batuan pada sumber air yang masih bersih dan belum tercemar di daerah pegunungan," pungkasnya. (Rif)

Sumber by : BeritaBogor

Post a Comment

Mohon berkomentar yang tidak menyinggung SARA. Mari bangun komentar yang konstruktif

Lebih baru Lebih lama