Astaga!! Nih Putaran Duit di Puncak Saat Libur Natal. Villa Hingga PSK Ketiban Rezeki Melimpah!


BOGORDAILY.NET |  BOGORDAILY- Pergantian tahun tinggal menghitung hari. Namun sejak libur Natal pekan lalu, kawasan Puncak sudah diserbu wisatawan. Ribuan kendaraan terus memadati Jalan Raya Gadog untuk menghabiskan waktu liburan sambil menanti perayaan malam tahun baru pada 31 Desember 2016 mendatang. Momen akhir tahun ini pun jadi berkah tersendiri bagi warga lokal dengan perputaran uangnya yang tembus Rp763,25 miliar.

Libur Natal dan tahun baru jadi hari yang dinanti-nanti warga di sekitar Ciawi, Cisarua dan Megamendung. Perayaan hari besar keagamaan dan perayaan malam tahun baru jadi momentum tahunan untuk mendulang pundi-pundi rupiah. Tak cuma hotel berbintang yang dipenuhi pengunjung, hotel kelas melati dan vila-vila di Puncak pun penuh. Bahkan, rumah-rumah warga tak ketinggalan jadi ladang bisnis musiman dengan menjadikannya sebagai tempat bermalam sementara (homestay) bagi pelancong.

Yana (52), warga Desa Citeko, Kecamatan Cisarua misalnya. Lelaki yang sehari-hari menjaga vila majikannya itu menyediakan jasa tempat menginap di rumahnya yang tak jauh dari vila. Biasanya banyak pelancong yang memilih menetap di rumah warga setelah menghabiskan malam tahun baru. “Soalnya kalau sewa vila biasanya sudah penuh. Lagi pula mahal. Kalau sistemnya sewa kan paling cuma bayar Rp150 ribu per malam,” kata Yana, Senin (26/12/2016)

Tak hanya menawarkan tempat menginap, kadang ia pun menyediakan makan sesuai pesanan tamunya. “Kadang kalau mau makan, ya kita sediakan. Tapi biasanya mereka lebih pilih makan di luar sambil jalan-jalan,” tuturnya.

Tak hanya malam tahun baru, setiap kali libur nasional kawasan Puncak jadi berkah bagi penduduk lokal, termasuk di hari libur Sabtu dan Minggu. Jumlah pengunjung dipastikan meningkat dua kali lipat dari hari-hari biasa.

Berkaca pada libur Natal dan Perayaan tahun baru lalu, jumlah kendaraan yang masuk untuk merayakan malam tahun baru mencapai 65.000 unit. Di antaranya terdiri dari 35.000 kendaraan roda dua dan 30.000 kendaraan roda empat dan bus.

Jika setiap sepeda motor diasumsikan berisi dua orang, sedangkan kendaraan roda empat membawa minimal empat orang, maka jumlah pengunjung dalam sehari yang masuk Puncak bisa mencapai 190.000 orang.

Ketua Kelompok Penggerak Pariwisata (Kompepar) Bowie tak menampiknya. Kawasan Puncak seperti memiliki magnet bagi wisatawan berkunjung. Ini pula yang dianggapnya berkah bagi penduduk lokal. “Memang setiap Idul Fitri, Natal dan tahun baru, Puncak pasti dipenuhi wisatawan. Kalau weekend saja Puncak sudah padat,” kata Bowie.

Tak hanya hotel berbintang yang sudah penuh dipesan wisatawan, vila dan rumah warga pun jadi pilihan yang banyak diserbu wisatawan sejak pekan lalu. “Kisaran harganya itu antara Rp500 ribu sampai Rp5 juta per malam. Tergantung dari fasilitas hotel dan vila yang dipilihnya. Tapi paling murah haganya segitu,” bebernya.

Informasi yang dihimpun Harian Metropolitan, sejak H-7 rata-rata sejumlah penginapan, baik vila maupun hotel, sudah 70 persen di-booking pengunjung. Biasanya harga yang ditawarkan pun naik 20 persen dari harga awal. Ini lantaran pihak penyedia penginapan harus menambah hiburan untuk perayaan malam pergantian tahun.

Ini pun dibenarkan Bowie yang sejak Sabtu lalu sudah memantaunya. Dalam sehari minimal setiap orang mengeluarkan uang sebesar Rp200 ribu untuk jalan-jalan dan makan. Itu belum termasuk biaya hiburan lain.

“Tinggal dikalikan saja dengan jumlah pengunjung yang ada. Berapa perputaran uangnya dalam sehari dari makan dan jalan-jalannya saja. Untuk H-3 itu sudah pasti vila dan hotel full-booked. Jadi biasanya mereka pilih homstay warga,” kata Bowie.

Sesuai dengan strata ekonominya, jika diasumsikan pengendara mobil menyerbu hunian hotel berbintang dengan kisaran harga minimal Rp2,5 juta per malam, sedangkan pegendara sepeda motor memilih tinggal di hotel kelas melati atau vila dan homestay, maka dari segi bisnis penginapan saja dalam semalam perputaran uangnya tembus di angka Rp86.375.000.000 (lihat grafis).

Jumlah itu belum termasuk hitung-hitungan biaya makan dan jalan-jalan yang mencapai Rp38.000.000.000 serta tambahan hiburan Pekerja Seks Komersial (PSK) yang sengaja disewa para pelancong.

Salah satu penjaga vila, Atang (nama samaran), mengaku jika setiap momen tahun baru ada saja pelancong dari luar daerah yang menyewa PSK. Ini diketahuinya dari sisa kondom bekas pakai yang sering ditemui usai perayaan malam tahun baru. “Pasti ada saja yang bawa PSK. Tapi kan kita mah cuma penjaga vila. Suka ada saja sih kalau pas beresin kamar, ada bekas kondom,” ujarnya.

Jika sepuluh persen dari total pengunjung datang dengan menyewa PSK untuk hiburan, maka ada sekitar 19.000 PSK yang kebanjiran pesanan. Jika dihitung-hitung sekali kencan tarifnya dipatok Rp500 ribu, maka dalam semalam itu ada Rp9.500.000.000 uang yang beredar dari bisnis esek-esek itu.

Jika dikalkulasikan, maka total uang yang beredar di Puncak bisa mencapai Rp133.875.000.000 dalam satu malam. Jika ditotal selama satu minggu, dengan asumsi di hari reguler perputaran uang yang beredar setengahnya, maka jumlahnya bisa tembus di angka Rp763.250.000.000.

Menurut Atang, jelang libur tahun baru ini sudah banyak wisatawan yang lebih dulu menetap di Puncak untuk menghindari kemacetan lalu lintas. Mereka biasanya sengaja mengambil cuti untuk menikmati liburan akhir tahun. “Dari Sabtu juga sudah berdatangan. Ini rame terus sampai nanti tahun baru,” kata dia. (metropolitan.id)


Post a Comment

Mohon berkomentar yang tidak menyinggung SARA. Mari bangun komentar yang konstruktif

Lebih baru Lebih lama