Polisi Bogor Siaga Bencana



BERITASATU.COM  | Bogor. Menghadapi curah hujan tinggi saat ini, Kepolisian Resor Kabupaten Bogor siaga 24 jam untuk memantau bencana alam yang terjadi di wilayah Bogor. Diharapkan kesiagaan polisi di setiap wilayah dapat memberikan respon cepat dalam penanggulangan bencana.

Kepala Kepolisian Resor Kabupaten Bogor, Ajun Komisaris Besar AM Dicky, menuturkan sudah menginstruksikan kepada kepala kepolisian di tingkat sektor untuk selalu siaga selama 24 jam untuk memantau bencana di wilayah masing-masing.

"Sudah kami intruksikan agar setiap Polsek di wilayah Kabupaten Bogor dapat meningkatkan kewaspadaan bencana. Selain personel, polisi juga dilengkapi alat penunjang dan kendaraan taktis untuk melakukan respon cepat," paparnya, Jumat (24/2).

Selain siaga, Kepolisian juga melakukan penyuluhan kepada masyarakat bagaimana menyikapi jika bencana terjadi dari meningkatkan kewaspadaan hingga pascabencana.

"Masyarakat juga diberikan informasi terkait tanggap bencana. Kepolisian juga menyiapkan kendaraan tanggap bencana seperti ambulance, perahu karet, dan peralatan penyelamatan, " kata Dicky.

Kapolres menambahkan, pihaknya juga meminta masyarakat yang tinggal di daerah rawan longsor agar meningkatkan kewasadaan.

"Akhir-akhir ini wilayah Bogor setiap harinya selalu dilanda hujan dengan intensitas tinggi. Harap waspada, karena musim penghujan ini, akan berlangsung hingga pergantian tahun," pinta Kapolres.

Kepolisian Resor Kabupaten Bogor mempunyai 1.800 personel polisi dari 31 Kepolisian Sektor di 40 Kecamatan.


Sementara, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bogor meliris hampir rata-rata wilayah di Bogor rawan terhadap bencana banjir, longsor, serta puting beliung. Wilayah banjir rentan terjadi di wilayah Cilebut, Citayam, Cileungsi, Gunungputri. Sedangkan daerah longsor serta puting beliung rentan terjadi di wilayah Babakanmadang, Cisarua, Caringin, Ciampea, Jonggol, Cileungsi, Rumpin, dan Parungpanjang. Vento Saudale/PCN


Post a Comment

Mohon berkomentar yang tidak menyinggung SARA. Mari bangun komentar yang konstruktif

Lebih baru Lebih lama