:Menyampah: Cermin Gangguan Sosial dan Matinya Kesadaran Moral

Dalam kehidupan modern yang dipenuhi fasilitas, satu ironi besar terus terjadi: sampah berserakan di ruang-ruang publik, seolah bumi tak layak dihargai. Kebiasaan membuang sampah sembarangan bukanlah perkara sepele. Ia adalah gejala dari lemahnya kesadaran sosial dan menurunnya akhlak kolektif. Dalam ilmu psikologi, perilaku seperti ini kerap dikaitkan dengan Antisocial Personality Disorder—gangguan kepribadian yang ditandai dengan ketidakpedulian terhadap aturan, norma, dan kepentingan orang lain. Menurut DSM-5 (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition) yang diterbitkan oleh American Psychiatric Association, perilaku ini masuk dalam kategori antisocial behavior yang bisa merusak tatanan sosial dan kehidupan bersama.


Lebih lanjut, Dr. Nancy Wells dari Cornell University menyebut bahwa rendahnya kepedulian terhadap lingkungan adalah bentuk defisit kesadaran ekologis yang tidak muncul tiba-tiba, melainkan hasil dari pola asuh dan pendidikan moral yang longgar terhadap nilai-nilai tanggung jawab sosial. Dalam konteks masyarakat urban, menyampah sembarangan adalah refleksi kegagalan individu dalam menjalankan peran sebagai warga yang bertanggung jawab. Tak hanya mencemari lingkungan fisik, kebiasaan ini juga mencemari nilai-nilai peradaban.


Dari sisi keagamaan, semua ajaran agama besar di dunia mengajarkan kebersihan sebagai bagian dari keimanan dan ketakwaan. Dalam Islam, Rasulullah SAW bersabda: “Kebersihan adalah sebagian dari iman” (HR. Muslim). Hadis ini menegaskan bahwa menjaga kebersihan bukan sekadar rutinitas fisik, melainkan bagian dari spiritualitas dan integritas diri. Maka, tindakan membuang sampah sembarangan adalah bentuk pengingkaran terhadap ajaran agama, sekaligus mencederai etika keimanan. Dalam ajaran Kristen pun, merawat ciptaan Tuhan merupakan bentuk ibadah dan penghargaan atas anugerah bumi. Agama Hindu dan Buddha juga menjunjung tinggi keselarasan dengan alam (Dharma), yang berarti menjaga lingkungan adalah bagian dari kehidupan yang suci dan benar.


Jika kebersihan adalah sebagian dari iman, maka menyampah sembarangan adalah sebagian dari kealpaan iman. Maka, sudah saatnya kita memandang persoalan sampah bukan semata dari aspek kebersihan, tapi sebagai indikator kualitas mental dan moral manusia modern. Tindakan kecil seperti membuang sampah pada tempatnya adalah bentuk penghormatan terhadap bumi, sesama manusia, dan Sang Pencipta. Jangan sampai generasi masa depan mewarisi kota yang penuh sampah dan masyarakat yang kehilangan rasa malu. Mari sadari, menyampah sembarangan bukan hanya mengotori tanah, tapi juga merendahkan martabat kita sebagai manusia berakal dan beriman.

Post a Comment

Mohon berkomentar yang tidak menyinggung SARA. Mari bangun komentar yang konstruktif

Lebih baru Lebih lama