Situs Batu Kraton Puncak Bogor, Warisan Sejarah Seperti Terlupakan


BATU KARATON PUNCAK BOGOR
Saksi Sejarah Era Kerajaan Sampai Dengan Masa Soekarno
Jejak Sejarah Batu Karaton Puncak


PORTALCISARUA | Indonesia memiliki banyak situs bersejarah yang menjadi bukti dari peradaban dan perjuangan bangsa ini. Namun, tidak semua situs tersebut mendapatkan perhatian dan pengelolaan yang memadai. Salah satu contoh situs bersejarah yang terlupakan adalah Situs Batu Kraton yang terletak di Desa Tugu Utara, Kabupaten Bogor.


Batu Karaton merupakan situs destinasi wisata, keberadaanya merupakan bagian dari destinasi wisata sejarah yang menarik dan patut dikunjungi. Di situs ini, kita bisa melihat sebongkah batu besar berukuran 15 x 20 meter yang dikelilingi oleh batu-batu kecil yang menyerupai makam. Menurut cerita masyarakat setempat, batu-batu tersebut merupakan peninggalan dari Pangeran Dita Ciptarasa, salah satu keturunan kerajaan di Jawa yang pernah memerintah wilayah Puncak Bogor. Di situs ini juga terdapat makam Pangeran Dita Ciptarasa yang dijaga oleh turun-temurun oleh keluarga H. Abu Bakar, salah seorang penjaga situs yang telah meninggal pada tahun 2003.


Selain itu, situs ini juga memiliki kaitan dengan sejarah kemerdekaan Indonesia. Konon, Presiden Soekarno pernah menyembunyikan diri di situs ini pada masa perjuangan kemerdekaan. Setelah kemerdekaan, beliau juga sering datang ke situs ini untuk merenung. Di atas Batu Kraton, terdapat sebuah lempengan batu yang menghadap kiblat yang diyakini sebagai tempat salat Presiden Soekarno.


Situs ini seharusnya menjadi salah satu situs bersejarah yang dihormati dan dilestarikan. Situs ini menyimpan banyak cerita dan misteri yang menarik untuk ditelusuri. Situs ini juga menjadi saksi bisu dari perjuangan dan renungan sang proklamator kemerdekaan Indonesia, Presiden Soekarno. Sayangnya, situs ini tidak mendapatkan perhatian dan pengelolaan yang memadai dari pemerintah maupun masyarakat.


Untuk menuju ke situs ini, pengunjung harus melewati jalan sempit di tengah perkampungan padat penduduk. Tidak ada tanda penunjuk arah untuk ke lokasi ini, sehingga pengunjung harus berbekal keterangan warga. Biasanya, pelancong yang membawa roda empat harus memarkir kendaraan 300 meter dari lokasi situs. Dari tepi jalan, pengunjung harus menyusuri jalan setapak kemudian menaiki anak tangga hingga sampai di pintu gerbang.

[Image by Google]

Sayangnya dilokasi tidak adanya dukungan fasilitas yang memadai bagi para pengunjung atau peziarah. Tidak ada papan informasi, pemandu, toilet, tempat sampah, atau tempat beristirahat. Pengunjung hanya bisa melihat batu-batu yang berserakan tanpa tahu makna dan sejarahnya. Warga di sana terbiasa dengan kedatangan wisatawan. Sepanjang perjalanan kita akan menjumpai dimana rumah-rumah menjajakan makanan dan jasa parkir kendaraan. Salah satu kuliner khas yang ditawarkan adalah nasi liwet khas Sunda. Selain itu, warga juga menjual kopi Padjajaran dan kopi Cibulao yang merupakan produk unggulan desa. Pengunjung juga bisa membeli suvenir berupa kaos, gantungan kunci, gelas, dan lain-lain.


Situs ini sebenarnya berada di bawah naungan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor. Namun, tampaknya dinas tersebut tidak serius dalam mengelola situs ini. Situs ini jarang mendapatkan perawatan dan pemeliharaan. Situs ini juga tidak dipromosikan secara luas sebagai salah satu destinasi wisata sejarah di Kabupaten Bogor. Menurut informasi dari masyarakat sekitar, banyak para peziarah yang datang dari berbagai daerah di Indonesia bahkan luar negeri. Menurut Pian Sofian, juru pemelihara situs generasi keempat, malam Jumat merupakan hari yang paling banyak dikunjungi oleh peziarah.

[Image by Google]

Padahal, situs ini memiliki potensi yang besar untuk menjadi salah satu daya tarik Desa Wisata Tugu Utara yang telah terbentuk sejak sembilan tahun lalu. Desa ini berhasil mengubah kawasan yang dulunya dianggap sarang jin menjadi desa wisata maju terbaik di Kabupaten Bogor. Desa ini menawarkan berbagai macam aktivitas wisata, seperti fun offroad, curug, camping ground, glamping, fun tracking, hiking, dan lain-lain.


Desa Wisata Tugu Utara juga menjadi salah satu desa wisata terindah di Jawa Barat. Terletak di kawasan Puncak, desa ini memiliki udara yang sejuk dan pemandangan yang indah. Desa ini juga memiliki banyak fasilitas, seperti areal parkir, ATM, balai pertemuan, cafetaria, jungle tracking, kamar mandi umum, kuliner, musholla, outbound, selfie area, spot foto, tempat makan, dan lain-lain.


Situs Batu Kraton seharusnya menjadi salah satu ikon dari Desa Wisata Tugu Utara. Situs ini seharusnya menjadi salah satu sumber pendidikan dan inspirasi bagi generasi muda. Situs ini seharusnya menjadi salah satu warisan sejarah yang dihargai dan dibanggakan oleh bangsa Indonesia.


Untuk itu tentunya kita sangat berharap, dengan tulisan ini baik pemerintah, masryatakat dan pengunjuk untuk ikut bersama menjaga dan melestarikan situs ini. Pemerintah harus lebih serius dalam mengelola dan mempromosikan situs ini. Masyarakat harus lebih peduli dan berpartisipasi dalam menjaga kebersihan dan keamanan situs ini. Pengunjung harus lebih bertanggung jawab dan menghormati situs ini.


Situs Batu Kraton adalah warisan sejarah yang terlupakan. Mari kita ingat kembali jejak sejarah Pangeran Dita Ciptarasa dan Presiden Soekarno yang ada di situs ini. Mari kita jadikan situs ini sebagai salah satu destinasi wisata sejarah yang berkualitas dan bermartabat. Mari kita lestarikan situs ini sebagai salah satu identitas dan kebanggaan bangsa Indonesia. (sal).


Disusun oleh portalcisaruainstitute
berdasarkan referensi dari beberapa sumber media 
viva.co.id/radarbogor/bogor.trobunnews/ejournal.unsrat.ac.id/kompas

Post a Comment

Mohon berkomentar yang tidak menyinggung SARA. Mari bangun komentar yang konstruktif

Lebih baru Lebih lama