Prasarana Publik | DKI Jakarta Akan Siapkan Penyediaan Lahan Bangun Waduk Pengendali Banjir

KORAN-JAKARTA.COM | Ketika curah hujan tinggi dan aliran sungai yang menuju Kota Jakarta terus bertambah debitnya dalam waktu yang sama, ibu kota negara ini rupanya tak kuasa lagi mengelak dari bencana banjir.

Terendamnya beberapa pusat bisnis dalam beberapa hari saja ditaksir merugikan pengusaha ratusan miliar rupiah.

Beberapa pusat bisnis di Jakarta hampir berhenti total akibat tergenangnya jalan menuju kawasan Mangga Dua, Kelapa Gading, dan Jatinegara. Menurut Data Kadin DKI Jakarta, kerugian banjir selama seminggu mencapai ratusan miliar rupiah.

Pemprov Jawa Barat, Pemprov DKI Jakarta, dan Kementerian Pekerjaan Umum (PU), baru-baru ini, sepakat untuk membangun fasilitas pengendali banjir, yakni Waduk Ciawi dan Waduk Sukamahi, di hulu Sungai Ciliwung yang terletak di Bogor, Jawa Barat.

Secara khusus, T Iskandar, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane, Ditjen SDA Kementerian PU, memaparkan proyek Waduk Ciawi memang sebelumnya tidak layak.

Namun, sekarang desainnya berbeda. Jika awalnya proyek hanya satu waduk ukuran besar di Ciawi, saat ini rencana pembangunanya terbagi menjadi dua waduk, yakni Waduk Ciawi dan Waduk Sukamahi.

"Proyek yang dilakukan di upstream mampu menampung 11,8 juta meter kubik untuk Waduk Ciawi, dan Waduk Sukamahi bisa menampung 2,4 juta meter kubik air baku, dan sekarang proses detail desain serta PU telah disiapkan dana sekitar 1,9 triliun rupiah," tutur T Iskandar, di Jakarta, baru-baru ini.

Untuk membangun dua waduk itu, T Iskandar mengaku membutuhkan lahan 79 hektare guna menampung genangan air. Saat ini, sedang dilakukan pemasangan desain, baru setelah itu segera dimulai pembangunan. "Kalau lahannya tersedia, tahun depan sudah bisa dimulai konstruksinya, dan lahan tangung jawab Pemda DKI Jakarta," tuturnya.

Menurut T Iskandar, dua waduk tersebut bisa mengurangi derasnya aliran Kali Ciliwung sekitar 20–30 persen. "Pembenahan tidak hanya di sisi hulu, tetapi di hilir juga harus dilakukan, seperti penambahan pintu air di Manggarai serta pintu air Karet."

Sementara itu, Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PU, Mohamad Hasan, mengatakan para pemangku kebijakan yang hadir berkomitmen menuntaskan banjir di Ibu Kota melalui beberapa kesepakatan.

"Upaya pertama yakni melanjutkan dan mempercepat pembangunan infrastruktur SDA yang tengah berjalan," tutur Hasan. "Pembangunan ini akan diprioritaskan di lokasi rawan banjir, seperti di Kampung Pulo dan Kalibata."

Di samping upaya tersebut, lanjut Hasan, akan dilakukan pembangunan Waduk Ciawi dan Waduk Sukamahi di hulu Kali Ciliwung. Anggaran konstruksi akan ditanggung Kementerian PU melalui APBN, sementara anggaran pembebasan lahan akan ditanggung Pemprov DKI.

"Pembangunan kedua waduk ini akan dimulai awal 2015," kata Hasan.

Selain itu, upaya penanganan banjir akan dilakukan melalui pembenahan situ-situ di beberapa kabupaten sekitar Jakarta. Situ-situ itu nanti diserahkelolakan kepada pemerintah kabupaten setempat melalui penerbitan peraturan menteri PU yang memberikan kewenangan kepada pemerintah kabupaten untuk mengelola situ-situ tersebut.

Dalam pertemuan tersebut, juga dicapai kesepakatan pembuatan sudetan berupa terowongan dari Kali Ciliwung ke Sungai Cisadane dengan panjang 1,2 km yang melimpahkan air Kali Ciliwung ke Sungai Cisadane sebesar 200 meter kubik per detik.

Pembangunan Terowongan Ciliwung–Cisadane ini secara umum sudah disetujui, tapi masih akan dibicarakan lebih lanjut dengan bupati dan wali kota Tangerang yang berhalangan hadir dalam pertemuan tersebut.

Penyediaan Tanah

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, menegaskan pembebasan tanah untuk pembangunan Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi akan dimulai tahun ini, sementara pembangunan fisiknya dimulai tahun depan.

Untuk sharing cost, anggaran fisiknya ditanggung oleh pemerintah pusat melalui Kementerian PU, sementara pembebasan tanah dianggarkan oleh Pemerintah DKI.

"Kita harapkan proyek-proyek besar yang disepakati dari pertemuan ini akan mengurangi air yang masuk ke Jakarta sekitar 40 persen," harapnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, mengatakan pertemuan tersebut adalah pertemuan bersejarah aksi multipihak dalam penanganan banjir di ibu kota negara yang melibatkan pemerintah pusat, DKI, Jawa Barat, dan Banten.

"Pengendalian banjir akan dilakukan melalui tiga pendekatan, yakni pendekatan struktural, nonstruktural, dan kultural," papar Ahmad Heryawan. suh/E-12

Post a Comment

Mohon berkomentar yang tidak menyinggung SARA. Mari bangun komentar yang konstruktif

Lebih baru Lebih lama