Penyelesaian Jalur Puncak II Dinilai Sudah Mendesak

TEMPO.CO | Bogor - Kepolisian Resor Bogor berharap Pemerintah Kabupaten Bogor dan pemerintah pusat segera menyelesaikan proyek pembangunan jalan Puncak II. Jalur ini dinilai bisa menjadi solusi untuk meminimalkan kemacetan yang setiap pekan terjadi di jalur Puncak, Cisarua.

"Jalur Puncak saat ini sudah sangat jenuh dan padat oleh kendaraan, terlebih lagi setiap akhir pekan dan memasuki libur nasional, kemacetan arus lalu lintas tidak dapat dihindari," kata Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Bogor Ajun Komisaris Bramastiyo Priaji, Ahad, 27 Desember 2015.

Dengan adanya jalur alternatif, kendaraan menuju Puncak dan Cianjur dapat menggunakan jalan Puncak II dari arah Sentul-Sukamakmur-tembus di Taman Bunga Cipanas. "Jadi tidak perlu ikut terjebak macet di jalur Puncak seperti sekarang," ujarnya.

Dengan begitu, kendaraan yang masuk ke jalur Puncak Cisarua hanya yang ingin berwisata dan masyarakat lokal yang tinggal di kawasan Puncak. "Usul untuk menyelesaikan pembangunan jalur Puncak II selalu kami lontarkan sebagai solusi menghadapi kemacetan di jalur Puncak," tutur Bramastiyo.

Kepala Unit Pendidikan dan Rekayasa Lalu Lintas (Dikyasa) Satlantas Kepolisian Resor Bogor Inspektur Dua Nurhidayat mengatakan puluhan ribu kendaraan setiap akhir pekan memadati kawasan Puncak. Jumlah kendaraan itu sudah melebihi kapasitas jalan yang lebarnya hanya 8-10 meter dan panjang 22,7 kilometer itu terhitung dari Simpang Gadog hingga Rindu Alam. "Saat ini yang bisa dilakukan kepolisian hanya memaksimalkan sistem buka-tutup," ucapnya.

Kondisi sejumlah jalur alternatif menuju Puncak yang ada saat ini tidak menjadi solusi mengantisipasi kemacetan karena kondisi jalan sempit, padat penduduk, curam, dan banyak belokan tajam yang sangat membahayakan pengguna jalan. "Kami tidak merekomendasikan jalur alternatif karena merupakan jalur untuk warga sekitar. Jika pengguna jalan melintas di sana, akan mengakibatkan kemacetan parah di jalur alternatif," katanya. (m. sidik permana)




Post a Comment

Mohon berkomentar yang tidak menyinggung SARA. Mari bangun komentar yang konstruktif

Lebih baru Lebih lama